Jakarta: Ketua Komisi Pengawas PD Letjen TNI (Purn) TB Silalahi meminta para kader Partai Demokrat agar mencontoh perilaku Doktor Susilo Bambang Yudhoyono. Hal ini adalah cara termudah bagi para kader mengamalkan etika politik Partai Demokrat yang bersih, cerdas, dan santun.
“Tidak perlu jauh-jauh mencari figur yang tepat untuk melaksanakan etika politik yang bersih, cerdas, dan santun. Contohlah perilaku Pak Susilo Bambang Yudhoyono, penggagas dan pendiri Partai Demokrat, ” kata TB Silalahi saat membawakan materi tentang “E-Leadership sebagai Politikus dan Negarawan” serta “Visionaries Leadership” dalam Pelatihan Komunikasi Publik DPP-PD Angkatan Ketiga, di Kantor DPP-PD, Graha Kramat VII Jakarta, Jumat 25 Mei 2012.
TB Silalahi menegaskan, cara berpolitik yang bersih, cerdas, dan santun merupakan ciri-ciri seorang negarawan bukan sekadar politisi. Bersih sejak di dalam hati; cerdas dalam intelektual; dan santun dalam prilaku sesungguhnya merupakan kebutuhan mendasar seorang politisi jika ingin menjadi negarawan. Politisi yang bersih, cerdas, dan santun sesungguhnya mendatangkan keuntungan pribadi bagi dirinya sendiri.
Kerendahhatian akan mendatangkan simpati dari banyak orang. Sebaliknya ketinggian hati hanya akan mendatangkan kehancuran. Seorang politisi yang mampu menjaga kebersihan jiwanya pasti menahan gelombang apa pun. Tetapi politisi yang tidak bisa menjaga jiwanya hanya menunggu hari kehancurannya.
“Jagalah harga diri karena jika seseorang telah kehilangan harga diri, sesungguhnya ia telah kehilangan seluruh yang ia miliki,” kata TB Silalahi.
TB Silalahi juga memaparkan, kepemimpinan politikus dan negarawan tidak bisa dipisahkan dengan visioner. Seorang politisi atau pemimpin harus memiliki visioner atau mampu melihat jauh ke depan; memiliki wawasan yang jauh tentang masa depan.
Dalam membawakan materinya, TB Silalahi bercerita tentang berbagai tokoh dan sosok visioner yang dikenalnya dalam puluhan tahun pengabdiannya bagi negara. Ia sengaja melakukannya agar para peserta memiliki pemahaman apa pentingnya makna “visioner” bagi bangsa dan negara. Terutama bagi terwujudnya demokrasi yang pada intinya adalah sebuah kesetaraan.
Bagi TB Silalahi, seorang yang visioner akan memiliki imajinasi dan mampu mengkreasikan imajinasinya; mampu menghasilkan karya penting. Mengutip Albert Einstein, TB Silalahi mengatakan, imajinasi lebih penting daripada pengetahuan. Seorang visioner jauh lebih baik dibanding ilmuwan yang malas meskipun bergelar profesor.
Usai TB Silalahi membawakan materinya, Hifni Alifahmi menjadi pembicara terakhir yang membawakan materi “Political Branding, Identitas, Citra dan Reputasi Parpol”. Hifni mengatakan, branding atau proses penciptaan citra merek (brand image) harus mampu memikat/menyentuh hati dan alam pikiran pelanggan. Bila merek tak lagi menarik dan memikat pelanggan,itulah tanda dan waktunya perlu rebranding.
Kita perlu memetakan dan mengetahui posisi merek dibanding pesaing di alam pikiran para pelanggan, calon pelanggan, serta di mata para pemangku kepentingan,” kata Hifni menguraikan. (didik)
Sumber http://www.demokrat.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar